Kecanduan Musik
Otak
Mampu Mengenali Nada “Sedih” dan “Bahagia”
Anda tidak membutuhkan lirik untuk mengetahui
suara musik sedih seperti apa, misalnya lagu penguburan. Anda juga tahu kalau
suara musik bahagia seperti apa, tanpa pernah mendengarkannya.
Otak mampu mengenal nada sedih dan bahagia
tanpa pengalaman karena tertanam secara genetik. Dua tipe chord dan skala kunci
utamanya yang disebut sebagai mayor dan minor. Chord mayor cenderung terdengar
positif dan mengangkat, sementara chord minor terdengar horor dan sedih. Anda
bisa melihat perbedaannya dalam video berikut. Di video ini, seniman berusaha
menyanyikan lagu riang “Fur Elise” dengan A mayor, bukannya A minor:
Para peneliti mencoba meneliti ini dengan
mengunjungi suku asli terisolir di Brazil. Tujuannya adalah mengetahui apakah
mereka juga memiliki persepsi musik “gembira” dan “sedih” seperti kita.
Walaupun musik mereka berbeda sekali dengan kita, mereka menemukan inti
emosional dari lagu sama seperti yang kita akan identifikasi. Ketika terpapar
pada pilihan piano kunci mayor, mereka lebih mungkin memilih gambar dengan
wajah gembira, sementara ketika mendengar piano kunci minor, mereka memilih
gambar wajah sedih atau muram. Kita dapat memanipulasi hal ini sehingga musik
yang terdengar marah atau sedih dapat terdengar gembira. Sebagai contoh,
mendengarkan lagu heavy metal menghasilkan reaksi otak yang sama seperti
agresi, namun pendengar dapat lebih tenang dan gembira
Rumus
Merangsang Tangisan
Orang
dapat menangis ketika mendengar lagu tertentu. Dua puluh tahun lalu, seorang
psikolog memutuskan untuk mengetahui apa penyebab lagu tertentu dapat mendorong
tombol emosi kita. Ia pertama meminta orang menentukan lagu yang merangsang
reaksi fisik dari para responden, dan menemukan kalau hampir semua lagu
tersebut menggunakan sebuah alat yang disebut appoggiatura. Appogiatura adalah
sebuah nada yang bertabrakan dengan melodi, namun pecah dengan nada lain yang
membawa anda kembali ke lagu.
Coba anda mendengarkan lagu “The Rainbow
Connection”. Perhatikan nada pada lirik Someday we’ll find it, the rainbow
connection. The lover, the dreamer and me.” ). Frasa “Someday we’ll find it, the rainbow con- …”
mengikuti pola “da di da di da”. Namun pada”-nec,” terjadi lompatan nada. Nada
G-tajam tidak merupakan bagian dari chord mayor F-tajam sebelumnya. Ketika
“-tion”, nada kembali lagi. Kembalinya nada ini membuat anda tenang kembali
dari gejolak emosi yang hadir.
Lagu “Someone Like You” dari Adele
memanfaatkan appogiatura. Pakar musik NPR, Rob Kapilow, mengatakan kalau lagu
ini populer karena memanfatkan hal tersebut. Appogiatura hanya satu dari
beberapa rumus merangsang tangisan. Dikombinasikan dengan awal lagu yang lembut
kemudian menanjak, memasukkan instrumen, harmoni, atau suara baru ke dalam
bagian tengah lagu, semuanya mendorong gejolak emosi.
Gejolak emosi ketika orang
menangis melepaskan dopamin, sebuah zat mirip heroin yang ada di otak manusia.
Kecanduan
Musik
Otak pada dasarnya akan menembakkan dopamin
setiap orang merasakan atau melakukan sesuatu yang ‘baik’. Salah satu perbuatan
baik tersebut adalah mendengarkan musik. Dopamin bersifat narkotika sehingga
jika anda merasa lagu tersebut enak, anda akan terus ingin mendengarkannya.
Hal ini telah dimanfaatkan untuk memanipulasi
manusia. Sebagai contoh, petugas parkir di Chicago mempatenkan sebuah sistem
yang membuat lift mengeluarkan lagu berbeda untuk lantai berbeda, yang membantu
konsumen mengingat dimana ia memarkir mobil. Begitu pula, perasaan anda ketika
mendengarkan sebuah lagu, dapat sepenuhnya mempengaruhi apakah anda menyukai
atau tidak menyukai lagu tersebut. Kondisioning ini begitu kuat, sehingga
ketika ia tertempel, otak anda akan mulai mencari tipe musik tertentu sehingga
ia dapat memanipulasi dirinya sendiri ke kondisi emosi yang diinginkan.
Musik yang anda dengar dapat mempengaruhi mood
anda dan begitu juga mood anda mempengaruhi pendapat anda mengenai musik
tersebut. Jika seseorang mengiklankan sebuah produk dengan lagu yang anda
asosiasikan sebagai lagu kenangan buruk, maka anda tidak akan menyukai produk
tersebut
Pilihan
Musik Anda ditentukan oleh Masa Remaja
Menurut pakar neurosains, Daniel Levitin,
pilihan kita akan musik ditentukan oleh masa remaja. Hal-hal tertentu lebih
mudah dipelajari pada saat muda daripada tua. Ketika otak anda baru dan masih
berkembang, ia terus menciptakan jalur syaraf baru dan berbeda untuk melakukan
semua tugas mental ynag dibutuhkan sepanjang hidup anda. Otak anda mengambil
perhatian, mengembangkan jalur syaraf untuk mengenali musik kebudayaan anda.
Pada usia 10 tahun, anda mulai membedakan mana musik baik dan mana musik buruk.
Pada usia 12, anda mulai mengidentifikasi diri dengan pilihan musik. Pada usia
14, pilihan musik anda telah terkunci.
Salah satu kritik musik menunjuk icon musik
terbesar 50 tahun terakhir untuk mengetahui fakta ini. Bob Dylan dan Paul
McCartney keduanya 14 tahun saat mereka terpaparkan Elvis dan keduanya
menyatakan kalau hal tersebut yang memicu mereka untuk berkarir di dunia musik.
Ketika Beatles muncul di the Ed Sullivan Show, Bruce Springsteen, Stevie
Wonder, dan Billy Joel semua berusia 14 tahun dan menontonnya.
Homogenisasi
Pop
Terdapat kecenderungan kalau musik pop tumbuh
semakin seragam dalam 50 tahun terakhir. Dataset The Million Song menggunakan
algoritma untuk menganalisis lagu pop sejak tahun 1955. Program ini
mengevaluasi lagu berdasarkan kenyaringan, keragaman nada, kemajuan chord, dan
tempo. Apa yang ditemukan robot Johnny 5 adalah para musisi sekarang adalah
peniru, dan mereka semakin mirip seiring berjalannya waktu. Ketika
elemen-elemen dipecah, pola muncul. Bahkan walaupun set data ini memeriksa
berbagai genre pop seperti rock, hip hop, dan metal, trendnya sangat jelas:
semakin kurang beragam dan semakin nyaring. Seperti yang diduga oleh para orang
tua. Faktanya, para peneliti menyimpulkan kalau pendengar modern sekarang
terlatih untuk mengasosiasikan kenyaringan dengan kebaruan:
“Karenanya, nada lama dengan
sedikit kemajuan chord, sonoritas instrumen baru yang sejalan dengan
kecenderungan modern, dan direkam dengan teknik modern yang memungkinkan
peningkatan level kenyaringan dapat dipersepsi dengan mudah sebagai kebaruan,
kegayaan, dan terobosan baru.” Grafik berikut menunjukkan keanekaragaman
timbral atau keanekaragaman suara lagu pop sejak tahun 1955.
Referensi :
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)