arrtikel harian

Hal besar diawali dengan yang Kecil
 Hingga sekarang, ketika statistikawan memperkirakan kemungkinan peristiwa ekstrim, mereka biasanya menghitung dengan ketergantungan antara pencilan dari deret statistik. Pencilan, walau begitu, menyusun bagian terkecil data set, yaitu terbesar 100 dari 3600 data. Itu artinya mereka mengabaikan ketergantungan banyak data set yang relevan, yaitu 3500 data, dan karenanya mengambil resiko hilangnya informasi penting.  Axel Bücher menunjukkan bagaimana masalah ini dapat dipecahkan: “Penelitian kami memberikan alat keputusan untuk mengetahui apakah lebih baik memakai keseluruhan data dan tidak hanya pencilan. Bila semua data relevan, maka mereka harus dimasukkan. Walau begitu, hal ini tidak selalu terjadi. Kadang data ini akan menyalahkan hasil.”
Fungsi multidimensi
 Para peneliti menggunakan fungsi kopula untuk evaluasi. “Ini adalah fungsi multi dimensi yang rumit, dimana mengkarakterkan ketergantungan stokastik antar data,” jelas   Stanislav Volgushev. Dengan bantuan ini, beberapa tahun lalu kami menemukan kalau banyak rayap mencari jalan mereka ke landasan kayu pada pasar keuangan global, sementara kami mencari predator besar.
Krisis keuangan sebagai motivasi penelitian
 “Penelitian kami sangat dimotivasi oleh krisis keuangan terbaru. Pada saat itu, hampir semua model ekonomi dan alat penyiaran untuk kerugian pinjaman gagal karena mereka tidak memberikan perhatian yang cukup pada ketergantungan ekstrim. Dalam jangka panjang, kami mencoba mengembangkan model dan metode yang meramalkan peristiwa demikian lebih baik lagi,” kata Prof Dette, menjelaskan alasan penelitian mereka.
 Selama beberapa tahun, tiga peneliti ini telah mencari metode baru statistik asimptotik yang bekerja dengan ukuran sampel mendekati tak hingga. Mereka dibiayai oleh   German Research Foundation (DFG) di Collaborative Research Centre SFB 823 “Statistical modelling of nonlinear dynamic processes.”
Referensi :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOTEKNLOGI GOLDEN RICE

OBESRVASI DAN WAWANCARA DI SLB NEGRI 02 JAKARTA

dampak negatif IPTEK bagi Budaya