OBESRVASI DAN WAWANCARA DI SLB NEGRI 02 JAKARTA
TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
OBSERVASI DAN WAWANCARA DI SLB
NEGERI 02 JAKARTA
DOSEN
: ALIA RIZKI FAUZIAH
DI
SUSUN OLEH :
1. Bella
Mita Clarita (11515327)
2.
Dea Nada T’sara (11515625)
3.
Ellen Leolyta Turnip (12515181)
4.
Siti Nadia Senen (16515621)
5.
Yunitasari Suprapto (17515356)
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS PSIKOLOGI
DEPOK
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, sejarah perkembangan sekolah luar biasa dimulai ketika Belanda masuk ke Indonesia (1596-1942) mereka memperkenalkan sistem persekolahan dengan orientasi barat. Untuk pendidikan bagi anak-anak penyandang cacat dibuka lembaga–lembaga khusus. Lembaga pertama untuk pendidikan anak
tuna netra dan grahita pada tahun 1927 dan untuk
tuna rungu pada tahun
1930. Ketiganya terletak dikota Bandung. Mengenai anak-anak yang mempunyai kelainan fisik atau mental, dalam Undang-Undang disebutkan bahwa pendidikan dan pengajaran luar biasa diberikan dengan khusus untuk mereka yang membutuhkan (pasal 6 ayat 2)
dan dalam pasal
8 yang mengatakan bahwa semua anak-anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan sudah berumur
8 tahun diwajibkan belajar
di sekolah sedikitnya 6
tahun. Dengan diberlakukannya Undang-Undang tersebut, maka didirikan sekolah-sekolah baru
yang khusus bagi anak-anak penyandang cacat termasuk untuk anak
tuna daksa dan tuna laras, sekolah ini disebut sekolah luar biasa (SLB).
Sebagian berdasarkan urutan sejarah berdirinya SLB pertama untuk masing-masing kategori kecacatan,
SLB-SLB itu dikelompokkan menjadi:
(1) SLB bagian A untuk anak tuna netra,
(2) SLB bagian B untuk anak tuna rungu,
(3) SLB bagian C untuk anak tuna grahita,
(4) SLB bagian D untuk anak tuna daksa
(5) SLB bagian E untuk anak tuna laras, dan
(6) SLB bagian G untuk anak cacat ganda.
SLB NEGERI
02 JAKARTA adalah salah satu wadah untuk membantu penyandang cacat untuk bias mengikuti kegiatan belajar mengajar, karena ketidaksempurnaan fisik bukanlah suatu kendala seseorang untuk mendapatkan pendidikan yang layak. SLB NEGERI 02 JAKARTA terletak di Jl. Raya Lenteng Agung
no 1 Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa Kabupaten Kota Jakarta Selatan yang berkejurusan SMLB. Sekolah ini terdapat 2 jenjang sekolah yaitu SMP dan SMA. Sejarah terbentuknya sekolah ini berawal dari berdirinya SLB N 1 Lenteng Agung yang berada di belakang Universitas Pancasila yang berdiri pada tahun
1983 yang dulunya bernama sekolah uji coba yang dirintis oleh Bakri dan Trini yang
dikepalai oleh M. Wachid Al-Wakhidan S.pd.
Sekolah ini terdiri dari sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama luar biasa
(SMPLB), dan sekolah menengah atas luar biasa
(SMALB) yang mana SMPLB dan SMALB
merupakan bagian dari SLB NEGERI 02 JAKARTA. Sekolah ini memilki
11 tenaga pengajar dan 52 siswa, terdiri dari 32 laki-laki dan 20 perempuan. Dimana masing-masing siswa dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu kelas A bagi penyandang Tuna Netra, kelas B bagi penyandang Tuna Rungu/Wicara, kelas C
bagi penyandang Tuna Grahita (keterlambatan berpikir). Kelas ini pun kemudian dibagi 2, yaitu C (Grahita ringan), dan C1 (Grahita berat) dan kelas
D bagi penyandang Tuna Daksa (kelainan motorik anggota tubuh atau tubuh yang tidak sempurna) serta beberapa anak autis dan mereka tetap disatukan dalam suatu kelas.
Untuk bisa masuk sekolah ini, harus melalui beberapa tes diantaranya tes intelektual atau IQ. Jika IQ lebih rendah atau jauh dibawah rata-rata orang normal, baru bisa dikatakan ada kelainan dan hal tersebut sudah dapat memenuhi persyaratan.
B.
Visi
dan Misi
·
Visi
SLB NEGERI 02 JAKARTA :
Mengembangkan
kemampuan berbahasa dan komunikasi untuk meningkatkan iman dan taqwa,
pengetahuan dan keterampilan serta kemandirian peserta didik.
·
Misi
SLB NEGERI 02 JAKARTA :
1.
Melakukan
kajian dan penyesuaian kurikulum
2.
Menyelenggarakan
pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAIKEM), serta bermakna, kooperatif, dan dinamis.
3.
Menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan yang bernuansa religius.
4.
Membangun
karakter dan etos kerja peserta didik.
5.
Menanamkan
konsep diri positif sehingga dapat beradaptasi dan bersosialisasi di
masyarakat.
6.
Mengembangkan
sumber daya manusia (pendidik dan peserta didik) yang profesional, fungsional,
berkualitas, kreatif dan inovatif.
7.
Menjalin
kerjasama yang sinergis di lingkungan sekolah, dunia industri, dan dunia usaha.
C. Sarana dan Prasarana
SLB NEGERI
02 JAKARTA ini terdapat 11 ruangan, belum termasuk ruang guru dan ruang kepala sekolah, 9 ruangan untuk kelas belajar mengajar dan 2 kelas lainnya untuk ruang ketrampilan siswa yang mana merupakan 1
kelas adalah ruang praktek tata boga dan ruang praktek busana dan
1 kelas lainnya adalah laboratorium otomotif. Lapangan olahraga yang cukup luas dan bersih, serta fasilitas lainnya ialah; absensi manual, mushola, kantin dan perpustakaan.
BAB II
HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI
1.
Kurikulum
SLB NEGERI 02 JAKARTA
Kurikulum yang
digunakan di SLB Negeri 02 Jakarta sebagian besar sudah menggunakan kurikulum
2013 tetapi beberapa kelas yang belum menggunakan kurikulum KTSP 2006 misalnya
kelas XII SMA. Keuntungan dari menggunakan kurikulum 2013 adalah sistem kurikulumnya yang sudah berbasis student
center yang artinya berbasis pada kegiatan aktif siswa. Dengan kurikulum ini
juga kegiatan belajar siswa lebih bervariasi, kegiatan belajar tidak hanya
berada di dalam kelas tetapi di luar kelas juga.
2.
Metode
Belajar
Pada dasarnya inti
dari pendidikan berkebutuhan khusus adalah pendidikan individual. Metode
belajar yang digunakan di sekolah ini yaitu metode belajar yang sesuai dengan
kemampuan siswa. Misalnya dalam satu kelas tuna grahita siswa pasti memiliki
kemampuan yang berbeda-beda oleh karena itu guru tidak sama cara penyampaian
pelajarannya terhadap tiap siswa. Guru menyampaikan materi pelajarannya sesuai dengan
kemampuan para siswa.
3.
Kegiatan Non-Akademik
Selain kegiatan akademik, SLB NEGERI 02 ini juga mempunyai kegiatan
non-akademik yang
berupa ekstrakulikuler atau pengembangan diri yang dilaksanakan setiap hari rabu, yang
terdiri dari :
1. Pantonim
SLB Negeri 02 ini pernah mengikuti ajang
LS2M festival seni bagi anak berkebutuhan khusus tingkat Nasional dan mendapatkan juara harapan
1.
2.
Bulu tangkis
Dalam bidang ini mereka mendapatkan Juara 1 tingkat Nasional mewakili
DKI Jakarta.
3. Kesenian
Yang terdiri atas
: seni tari,
seni suara, tata busana, tata boga melukis dan memainkan alat musik seperti piano. Anak-anak SLB ini pernah mengikuti ajang kesenian bermain piano di korea
4.
Olahraga bocin
Untuk anak Grahita sedang sekitar 2 tahun yang lalu mengikuti lomba
di Autralia.
5.
Melukis dan mewarnai
Meskipun mereka mempunyai kekurangan bukan berarti tidak bisa berkarya mengharumkan nama bangsa
di tingkat nasional maupun internasional.
Mereka punya potensi,
bakat yang dikembangkan lewat ekstrakulikuler ataupun kegiatan
yang dilaksanakan disekolah ataupun diluar sekolah yang mana belum tentu kita sebagai
yang normal bisa seperti mereka.
4. Pergaulan Sekolah
Pergaulan disekolah ini terbilang cukup baik dimana mereka saling membaur,
berteman membangun lingkungan
yang harmonis terlihat dari ketika kami melakukan observasi anak-anak
di sekolah itu memiliki etika pergaulan yang baik, sopan santun dan ramah bahkan sebagian dari anak-anak Tuna grahita bisa sedikit menguasai bahasa isyarat sehingga mereka lebih mudah dalam berkomunikasi satu sama
lain khususnya kepada anak
tuna rungu, meskipun bahasa isyarat
yang dikuasai tidak begitu sempurna tetapi secara keseluruhan anak tuna grahita ataupun tuna yang lain mengerti apa yang dikatakan teman-temannya dan mereka
pun sering pulang sekolah bersama,
mereka juga mempunyai sikap toleransi dan saling menghargai satu dan yang lainnya tidak saling mengejek kekurangan
yang dimiliki masing-masing dan diantara mereka tercipta pergaulan yang sangat bagus.
5.
Permasalahan
Di Sekolah
Sama seperti remaja
lainnya siswa di SLB ini juga ada saja yang melakukan pelanggaran baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Contohnya siswa yang berkelahi, ada siswa yang
tidak langsung pulang dan menongkrong di suatu tempat, ada siswa yang mencoba
merokok dan yang terakhir dan termasuk pelanggaran berat yaitu ada sekolompok
siswa yang mencuri.
Disini peran guru
BK sangat penting dalam menangani permasalahan tiap siswa mulai dari bimbingan,
pengarahan, hingga skorsing atau pemanggilan orang tua. Terjalinnya komunikasi
yang baik dan serta kepercayaan dan rasa aman yang selalu dibangun menjadikan
siswa-siswa disana tanpa rasa takut dan jujur untuk melaporkan apabila mereka
melihat temannya yang berbuat suatu pelanggaran.
DOKUMENTASI
Komentar
Posting Komentar