“Mahasiswa”
Jangan Mau Korupsi Waktu
Korupsi waktu adalah tidak melakukan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Waktu terus berjalan setiap detik
tanpa ada remote yang bisa menghentikan. Tidak ada kata untuk mengulang waktu,
kembali ke masa lalu, atau mereset waktu seperti stopwatch. Setiap apa yang
kita lakukan selalu berkaitan dengan waktu. Bahkan setiap detik, semua kejadian
bisa terjadi tanpa diduga. Apa yang terjadi pada detik, menit, atau jam
berikutnya, kita tidak pernah tahu jika tidak digunakan dengan bijak. Waktu
ibarat sebuah bom yang bisa meledak kapan saja. Apabila sebuah bom waktu tidak
segera dijinakkan, maka sebuah peristiwa fatal bisa terjadi dan melukai siapa
saja. Sama seperti yang biasa dilakukan oleh banyak orang tentang korupsi
waktu. Semua orang memiliki bom waktu dalam dirinya masing-masing. Jika tidak
difungsikan secara tepat maka, sesuatu akan terjadi pada diri sendiri.
Mahasiswa yang kerap melakukan korupsi waktu
misalnya sering datang terlambat.Tidak konsisten terhadap waktu yang telah
disepakati bersama menjadi penyebab korupsi waktu. Sebenarnya, mahasiswa
tersebut sudah mengetahui jam berapa mata kuliah itu dimulai. Namun, entah
karena alasan yang beragam mahasiswa itu terus saja datang terlambat. Lebih
parah jika sudah mendapat predikat si tukang telat. Saat mahasiswa tadi masuk
ke dalam kelas, pasti akan mengganggu mahasiswa lain. Konsentrasi menjadi terhambat
dan merugikan orang lain. Tapi, mereka yang sudah datang lebih awal biasanya
akan mudah menyerap setiap materi dosen. Sebaliknya, mahasiswa yang sering
terlambat kurang mendapat asupan materi dosen. Lebih tepatnya, masuk terlambat
dan pulang dengan cepat.
Selanjutnya adalah mahasiswa
gadget.Tidak perduli apa yang sedang dibicarakan oleh dosen, mahasiswa ini
lebih condong memainkan gadget. Misal bermain hape saat mata kuliah sedang
diajarkan hingga selesai. Jam perkuliahan dipakai untuk terjun dalam dunia
maya. Mahasiswa gadget akan menyembunyikan hp atau gadget lainnya di dalam
tas.Contohnya asik chating di telepon genggam. Mahasiswa ini memang
dianugerahi indra keenam yang kuat.
Tanpa melihat tombol, mahasiswa ini dapat mengetik sebuah tulisan. Matanya akan
mengarah kedosen, tapi tatapannya kosong. Harusnya mahasiswa ini dapat
mencatat, memperhatikan materi yang dipelajari. Waktu perkuliahan dibuang
sia-sia dan tidak ada manfaatnya. Tugas sebagai seorang mahasiswa tidak
diterapkan dengan bijaksana.
Ketiga adalah ijin terselubung.
Mahasiswa yang mengalami jenuh di dalam kelas akan ijin keluar dengan alasan ke
toilet. Nyatanya, mahasiswa ini tidak pergi ke toilet. Ada yang sekedar
merokok, kekantin, atau mengobrol dengan teman di luar. Mahasiswa ini tidak
tahu besarnya kerugian SPP yang sudah dibayar hanya untuk merokok atau
melakukan aktivitas lain diluar ruangan saat jam perkuliahan. Mereka dibiayai
kuliah untuk menuntut ilmu, tapi tidak dilakukan seperti seharusnya. Para orang
tua yang bekerja keras mencari nafkah, tapi tidak dihargai oleh anaknya
sendiri. Tidak mengikuti materi dosen namun bisa mendapatkan absen.
Terakhir, bolos kuliah.Membolos
diluar kepentingan mata kuliah sangat diharamkan. Sangsinya bukan hanya sekedar
absen bolongsaja. Mahasiswa itu akan tertinggal pelajaran. Ia tidak tahu materi
apa yang sedang dibahas saat membolos. Misalnya ijin kepada orang tua untuk
pergi ke kampus, tapi tidak pergi ke kampus. Melainkan pergi ke mall, atau
beralasan sakit yang tidak jelas. Jika sudah tergolong akut membolos, sangsi
akan diterima di akhir perkuliahan. Bisa saja, tidak lulus dan harus mengulang
di mata kuliah yang sama. Jelas, mencapai kelulusan sedikit tertunda dan umur
semakin tua. Setiap orang tua percaya pada anaknya belajar dengan rajin di
bangku perkuliahan. Mahasiswa bukanlah anak kecil lagi yang harus diingatkan
bahwa membolos itu tidak baik. Orang tua juga mempunyai hak untuk melihat
anaknya sukses dengan gelar sarjana dan wajib membiayai anaknya. Dimana sisi
hak dan kewajiban mahasiswa tersebut? Seorang anak juga memiliki hak untuk
mendapat ilmu dan mempunyai kewajiban untuk pergi menuntut ilmu. Sudahkah
kewajiban mahasiswa tersebut dijalankan? Yang jelas, mahasiswa itu sudah
merampas hak orang tuanya untuk melihat dirinya sukses.
Penyebab korupsi waktu adalah
menganggap bahwa waktu itu tidak terbatas. Waktu itu sesuatu yang bebas. Ada
kata untuk terlambat, mengulang, dan kembali ke masa lalu. Akibat korupsi waktu
belum difirkan sama sekali. Inilah yang menjadi bahaya jika korupsi waktu tidak
dihentikan. Waktu itu cepat berlalu setiap detik. Waktu yang terlihat ada pada
jam buatan manusia atau pergantian waktu pagi, siang, sore dan malam. Tapi
bagaimana dengan waktu yang tidak terlihat? Waktu yang tidak terlihat sangat
membahayakan diripada hari esok. Imbasnya adalah di masa depan, waktu yang akan
datang. Tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, jika tidak segera sadar akan
bahaya korupsi waktu.
Penyebab lain adalah kurangnya moral
dalam diri seseorang. Moral yang buruk tidak akan berbuah hasil positif.
Manusia memang bukan robot yang bisa digerakan oleh siapa saja. Tapi, manusia
juga harus mempunyai kewajiban dalam mengontrol diri sendiri ke arah yang lebih
baik. Kebanyakan orang seakan menutup mata tentang keberadaan waktu yang sangat
berharga. Seseorang yang mempunyai moralitas tinggi sangat mengetahui manfaat
waktu jika dipergunakan dengan baik. Akhirnya, moral yang baik dapat menjauhkan
dari korupsi waktu.
Kurang taat dan patuh terhadap
janji awal juga memicu terjadinya korupsi waktu. Misalnya perjanjian
keterlambatan hanya 15 menit di dalam kelas. Namun, ada saja mahasiswa yang
masuk melebihi waktu yang ditentukan. Janganlah berhianat dengan perjanjian
yang sudah dibuat bersama. Tingkatkan pribadi yang taat dan patuh terhadap
waktu agar terhindar dari korupsi waktu.
Dampak korupsi waktu tidak akan
terjadi saat itu juga. Namun, ada saat di mana dampak terasa berbahaya. Jika
masih menerapkan korupsi waktu imbasnya ada di masa depan. Karena, sudah
terbiasa dengan korupsi waktu saat kuliah. Bisa saja, di dunia kerja nanti akan
mengalami banyak masalah dalam korupsi waktu. Misalnya, mendapat teguran dari
atasan karena sering terlambat, pemotongan gaji, atau dikeluarkan dari
institusi tersebut. Dunia kerja sangat berpengaruh terhadap waktu. Karena dunia
kerja mengedepankan unsur time is money. Membuang waktu sama saja membuang
uang. Setiap detik waktu yang terus berputar mengandung banyak nominal uang yang berharga. Mulai dari sekarang, mahasiswa
jangan mau korupsi waktu.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar