LAPORAN PERJALANAN KE MUSEUM


Laporan Perjalanan ke Museum Perangko di Taman Mini Indonesia Indah
Pada hari Sabtu, 14 November 2015, kita  berkunjung ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang terletak di Jakarta Timur. Kita berkumpul di salah satu rumah dari kelompok kita, yaitu rumah Dwi yang terletak di daerah Pasar Rebo. Sekitar pukul 10.30 WIB, kita berangkat menuju TMII menggunakan transportasi angkutan umum. Mobil merah dengan nomor jurusan S15A membawa kita hingga pintu 2 TMII dalam waktu 30 menit. Pintu 2 TMII lebih mudah terjangkau oleh angkutan umum dibandingkan dengan pintu utama TMII. Selain itu, jarak tempuh perjalanan dari pintu 2 TMII menuju anjungan atau museum di TMII tidak begitu jauh dibanding dengan pintu utama. 


Selembar kertas berwarna hijau dengan bertuliskan Taman Mini “Indonesia Indah” merupakan selembar tiket masuk TMII yang di peroleh dengan membayar sebesar Rp10.000,00 untuk perorangan. Jika membawa kendaraan pribadi, kita akan dikenakan biaya untuk mobil sebesar Rp 10.000,00; motor sebesar Rp 6.000,00; dan sepeda sebesar Rp1.000,00. Setelah kita mendapatkan tiket, kita akan menuju ke museum yang dipilih pertama yaitu Museum Transportasi. Jarak dari pintu 2 TMII ke Museum Transportasi  yaitu kurang lebih 5 km. Karena jarak yang jauh, kita memanfaatkan fasilitas yang telah disediakan oleh TMII yaitu faslitas mobil keliling. Fasilitas mobil keliling yang memiliki dua model mobil yang pertama mobil besar berwarna kuning dan hijau sedangkan yang kedua mobil kecil berwarna putih, dengan menggunakan mobil keliling kita dapat menjelajahi seluruh kawasan TMII dengan membayar sebesar Rp 5.000,00.

Setibanya kita di Museum Transportasi, kita langsung menemui seorang satpam yang sedang berjaga. Awalnya kita menemui satpam yang berjaga untuk membeli tiket masuk ke Museum Transportasi. Tetapi sebelum membeli tiket masuk Museum Transportasi satpam itu memberitahukan bahwa Museum Transportasi sedang dalam perbaikkan hingga bulan Januari maka dari itu Museum Transportasi tidak menerima kunjungan. Oleh karena itu, kami membatalkan kunjungan ke Museum Transportasi.

            Menurut peta “TMII Museum Terbesar Inspirasi Peradaban Bangsa”, TMII memiliki kurang lebih 16 museum. Dari peta, letak museum transportasi berdekatan dengan dua museum yaitu Museum Perangko dan Museum Keprajuritan. Kami berdiskusi dan memilih salah satu dari dua museum tersebut. Akhirnya, kami memilih Museum Perangko.





Kesan pertama kali saat memasuki Museum Perangko yaitu ciri khas dari pulau Bali yang dapat sangat kita rasakan. Berawal dari pintu masuk atau pagar temboknya, memiliki model dasar candi yang kental dengan Bali. Selain itu, saat memasuki Museum Perangko, mata kita tertuju sebuah patung kera yang bernama patung Hanoman, yang dalam pewayangan dikenal sebagai dhuta dharma pembawa berita, misinya sama dengan tugas pos. Didepan patung Hanoman terdapat sebuah tanda pengesahan didirikannya Museum Perangko yang ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto pada 29 September 1983. Sebelum memasuki gedung, terlebih dahulu kita membayar tiket sebesar Rp 5.000,00.

 Pintu dari gedung Museum Perangko ini berukir gaya Bali dan Jawa. Suasana di dalam gedung yang menggambarkan hikmat dan sejuk, membuat kita ingin berlama-lama dan lebih ingin mengetahui tentang perangko. Nilai keindahan dan kebersihan di dalam gedung yang sangat baik menjadi nilai tambah untuk kita berkunjung ke Museum Perangko. Gedung Museum Perangko memiliki 2 lantai yang terdapat di dalamnya. Kita dapat pergi ke lantai 2 dengan cara memasuki ruang perpustakaan. Tetapi saat kami berkunjung, ruang perpustakaan di tutup sehingga kami tidak dapat merasakan keindahan gedung dari lantai 2. Beruntungnya kami dapat melihat keadaan ruang perpustakaan salah satu pintu pegawai yang terbuka. Didalam ruang perpustakaan, buku-buku tersusun rapih dan terdapat bedug dan tangga menuju lantai 2.


Pada generasi muda zaman sekarang, kita tahu bahwa perangko tidak lah penting, tetapi kita pun harus mengetahui bagaimana asal usulnya adanya perangko di Indonesia. Kita ketahui pada Meseum perangko ini adalah wahana untuk menyelenggarakan pameran perangko secara tetap yang didirikan atas gagasan Ibu Tien Soeharto. Gagasan itu dicetuskan ketika Ibu Tien mengunjungi pameran perangko yang diadakan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) pada acara Jambore Pramuka Asia Pasifik ke VI di Cibubur pada bulan Juni tahun 1981. Kemudian, dibangun museum perangko dengan bentuk bangunan bergaya Bali di atas lahan seluas 9.590 m2 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 September 1983. Dan pada akhirnya dibuat lah sebuah perangko untuk mengenang Ibu Negara ini,perangko yang paling mengesankan adalah Perangko Emas 23K . Harga perangko tersebut jika dijual bisa mencapai harga Rp 30.000.000,00 harga yang cukup fantastis untuk sebuah harga perangko.  





Pada asal usul Perangko dalam bahasa latin: (Franco), pada hakikatnya Perangko merupakan secarik kertas bergambar nan diterbitkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran nan di bagian belakangnya terdapat perekat, serta bagian depannya terdapat nilai harga eksklusif buat direkatkan pada kiriman pos.
Biaya pengiriman sepucuk surat dilunasi dengan menggunakan perangko sehingga pihak pos perlu menyampaikan surat tersebut sinkron dengan alamat nan tertera di bagian depan amplop surat tersebut.
Kegiatan surat menyurat memang sudah lama sekali digunakan oleh manusia buat berkomunikasi dengan orang lain dalam jeda jauh. Akan tetapi, pemerintah kemudian membuat perangko sebagai salah satu wahana dan prasarana nan dapat menunjang sistem kegiatan perposan.
Perangko resmi nan pertama memiliki ciri-ciri bergambar kepala Ratu Victoria, dicetak dalam rona hitam, memuat kata "postage" pada bagian atasnya, dan memuat kata-kata "one penny" di bagian bawahnya.
Karena rona tintanya nan hitam serta tulisan nan bertengger di bagian bawahnya ialah "one penny", maka perangko pertama ini sering juga disebut "the penny black".
 Perangko dikenalkan pertama kali dikenalkan pada tanggal 1 mei 1840 di Britania Raya sebagai reformasi pos oleh Rowland Hill.
 Seperti yang kita ketahui pada masa ini, Indonesia sudah mengenal perangko untuk membayar berkirim surat. Dibuat di masa Hindia Belanda dan desainnya adalah foto Raja Willem III yang di desain oleh TW Kaisar dari Amsterdam. Pada mulanya perangko hanya memuat gambar kepala Negara (raja dan ratu), lambing Negara atau angka yang menunjukan harga nominal saja, namun kemudian perangko memuat disain beraneka ragam. 


Setelah kedudukan Hindia Belanda, pemerintahan dipimpin oleh jepang. Pemerintahan jepang di Indonesia menerbitkan perangko-perangko jepang. Setelah 17 agustus 1945, jepang masih belum mau untuk menyerahkan kekuasaan mereka, tetapi tanggal 29 september 1945 tentara Belanda yang menguasai tentara sekutu yang bertugas melucuti persenjataan jepang mendarat di Batavia dan terjadilah perperangan dalam sejarah bangsa Indonesia yang menelan korban jiwa. 
Sebagaimana kita ketahui Pada awal kemerdekaan Indonesia, percetakan modern pertama yang bernama “Pertjetakan Kabajoran” dibuka, saat ini adalah awal dari Proses percetakan perangko di tingkat kabupaten. Desainer lokal muncul, seperti Amat bin Djupri, Kurnia dan Kok, Junslies dan lainnya. Pada periode ini, pemerintahan memerintahkan desain cap dan produksi untuk pertjetakan kabajoran, maka PTT memiliki kewajiban untuk menyalurkan Perangko untuk setiap kantor pos di daerah.
Dan sekitar tahun 1959-1965 banyak juga perangko yang diterbitkan seperti Perangko Biasa, Perangko Peringatan, Perangko Istimewa, dan Perangko Amal. Untuk memperingati Dekrit Presiden Soekarno tanggal 5 juli 1959 yang menyatakan berlakunya kembali Undang-undang dasar 1945, dikeluarkan pada tanggal 17 agustus 1959 perangko peringatan “Berlakunya kembali UUD 1945” perangko tersebut terdiri dari 4 buah dengan harga 20 sen, 50 sen, 75 sen, sampul hari pertama diterbitkan dengan harga Rp. 7,50,-.


 Dan kita ketahui pada perkembangan perangko damasa Order baru di muai tanggal 11 maret 1966-1980, banyak perangko yang telah diterbitkan sebagai contoh mulai dari perangko Pahlawan Revolusi yang tebit pada tahun 1966. Berbagai jenis perangko telah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia semakin hari semakin baik perangko yang diterbitkan baik dari desain maupun bentuk.


Dalam beberapa periode tertentu mengikuti sejarah perkembangan perangko. Perangko pertama di buat pada tanggal 1 Desember 1946 yang menampilkan seekor banteng pada rantai kaki nya, desain yang lainnya menampilkan banteng dengan bendera merah putih. Perangko tersebut dicetak di Yogyakarta dengan teknik cetak yang sederhana dengan warna tunggal dan dunia warna. Kebanyakan perangko yang di cetak pada masa itu di buat di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Padang, Palembang, dan Aceh. Perkembangan itulah yang membuat perangko terus diminati dari dulu hingga saat ini, melihat dari sejarah mula nya perangko tersebut di buat dengan menggunakan teknik yang sederhana hingga saat ini di buat menjadi lebih bervariasi di lihat dari bentuk dan teknik pembuatan nya. 


Dalam perkembangan sejarah, perangko konferensi asia afrika di luncurkan pada tanggal 24 april 1955. Perangko tersebut menggambarkan lima tokoh dalam pelaksanaan KAA tahun 1955, yaitu Indonesia, Myanmar, India, Myanmar, dan Pakistan. Pada waktu itu, perangko yang di cetak hingga 14 ribu eksamplar. Tentu nya dengan total yang sebanyak ini membuat perangko tersebut menjadi suatu hal yang di banggakan. Hal ini yang di jadikan nilai-nilai sejarah karena merupakan sesuatu yang langka pada masa itu. Selain pembuatan perangko, adapun mozaik yang terlihat menghiasi perangko tersebut.


Terdapat beberapa jenis perangko yang ada dalam Museum Perangko. Perangko tersebut tersusun dalam beberapa kategori, pada tahun-tahun tertentu tentu nya perangko tersebut semakin berkembang mengikuti gaya pembuatan perangko tersebut. Ada beberapa contoh perangko yang akan kami bahas di sini, perangko yang di buat pada tahun 1951 merupakan sosok bung karno yang dalam beberapa warna tertentu. Ada juga pada tahun 1957 terdapat perangko yang di khususkan untuk penderita cacat dan hari 100 tahun peringatan pembuatan telegram. Selain itu terdapat beberapa jenis perangko yang di tempel menurut tahun dan jenis keterangan nya. Tentu nya menarik bukan ? Perangko-perangko tersebut telah tertempel hampir memenuhi tembok yang telah di sediakan dalam museum tersebut. Berbagai macam jenis perangko tentu nya akan menambah wawasan para pengunjung untuk lebih mengetahui jenis-jenis perangko yang ada begitupun juga akan menambah rasa suka terhadap perangko. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam susunan perangko tersebut. Kelebihan nya, dalam penempelan perangko di tembok museum untuk satu gambar di bedakan dalam warna-warna tertentu sehingga dapat mengurangi kebosanan para pengunjung saat melihat nya, gambar-gambar yang di tempel di sertai keterangan nya cukup jelas sehingga pengunjung memahami arti perangko tersebut di tempel dalam museum..  kekurangan nya, dalam  penempelan perangko kurang beraturan karena tidak disusun berdasarkan tahun-tahun nya secara terurut, gambar tersebar dalam beberapa dinding. Hal ini mungkin yang akan membuat para pengunjung sedikit bingung dalam melihat perangko tersebut. 


Setelah melihat berbagai jenis perangko, kali ini kita akan  melihat beberapa gambar perangko yang di tempel pada dinding khusus dalam museum tersebut. Untuk melihat tulisan dalam perangko tersebut, pengunjung hanya di perbolehkan melihat dari jauh gambar para tokoh, rumah adat, wajah orang yang di sembah dsb karena di batasi oleh tali pembatas. Terdapat beberapa anak kecil dimana mereka sedang melakukan gerakan seperti tarian berupa penyembahan terhadap gambar-gambar dalam perangko tersebut. Pengunjung dapat melihat maksud dari patung anak kecil tersebut melakukan gerakan tarian untuk menyembah dewa-dewa yang pada saat itu menjadi hal yang di percaya dalam kebudayaan saat itu. Selain terdapat beberapa gambar yaitu tokoh-tokoh yang bersejarah dalam perkembangan perangko, ada juga beberapa rumah adat yang di tempel dalam dinding museum tersebut.
Selain, jenis perangko yang terdapat di atas, Museum Perangko juga terdapat jenis perangko dalam bidang olahraga. PT Pos Indonesia meluncurkan perangko tematik, Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII/2012 Riau seri ini terdiri dari enam desain maskot PON; burung serindit, melakukan berbagai aksi olahraga. Perangko olahraga lain adalah  SEA Games XXVI Palembang. Enam desain yang tersedia yaitu selamat datang  di Jakarata, selamat datang di Palembang, tenis meja, bulu tangkis sepak bola dan seni bela diri.
Di Negara lain, kita dapat menemuka perangko seri olahraga. Di prancis, karate dihormati lewat perangko edisi 2012 di london dieringati lewat perangko di Inggris, Blugaria, India, Polandia, Kosta Rika, Australia, serbia, dan masih banyak lainnya.Kita juga dapat menemukan tema tertentu. Misalnya UEFA, EURO 2012 peraih mendali emas individu di Australia, peraih mendali emas di Inggris, juara dunia hoki dari Rusia, atau perangko seri Sports Legends di Papua Nugini.



Dan gambar ini merupakan miniatur lomba olimpiade , dan gambar ini juga dijadikan sebagai perangko yang bertemakan olimpiade.
Terdapat jenis perangko dicetak dengan beragam jenis, ada yang berbentuk stiker, ada yang mengandung perekat di bagian belakangnya. Salah satunya juga terdapat jenis perangko yang memiliki variasi gambar flora fauna  yang dilindungi. Masing-masing gambar dalam perangko pun sangat unik karena diambil dari pemandangan alam dan juga hewan. Dan tujuan gambar dalam perangko flora dan fauna ini untuk mengingatkan bahwa kehidupan yang terdapat dibumi tidak punah.  
Dan gambar ini merupakan miniatur lomba olimpiade , dan gambar ini juga dijadikan sebagai perangko yang bertemakan olimpiade.
Terdapat jenis perangko dicetak dengan beragam jenis, ada yang berbentuk stiker, ada yang mengandung perekat di bagian belakangnya. Salah satunya juga terdapat jenis perangko yang memiliki variasi gambar flora fauna  yang dilindungi. Masing-masing gambar dalam perangko pun sangat unik karena diambil dari pemandangan alam dan juga hewan. Dan tujuan gambar dalam perangko flora dan fauna ini untuk mengingatkan bahwa kehidupan yang terdapat dibumi tidak punah.  



Sekarang waktunya kita membahas tentang fasilitas yang terdapat di Museum Perangko. Salah satunya, dibagian paling depan sebelum kita masuk, kita disambut dengan tanda yang mengingatkan kita sebagai pengunjung untuk selalu mengabadikan hal-hal apa saja yang ada di dalam Museum Perangko. Tanda ini ditempel diatas kayu kokoh yang berbentuk trapesium tanpa motif yang diatasnya dilapisi kaca. Tanda ini diletakkan disamping kanan patung Hanoman, yang dalam pewayangan dikenal sebagai dhuta dharma pembawa berita, misinya sama dengan tugas pos. Di samping kiri dan kanan pintu masuk ada dua lukisan gaya Bali karya pelukis Wayan Sutha yang merupakan cuplikan berita pewayangan versi Bali, menggambarkan bahwa pada masa sebelum kertas dikenal seperti sekarang surat-menyurat menggunakan daun ‘ron’ tal. Dari awal masuk saja kita sudah disajikan pemandangan cantik dengan patung dan ukiran berwarna abu-abu disekeliling  pintu, dan kesemuanya itu sangat terlihat bahwa ini telah diatur sedemikian rupa agar tampilannya langsung menarik mata pengunjung seperti yang terlihat pada dua gambar diatas.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOTEKNLOGI GOLDEN RICE

OBESRVASI DAN WAWANCARA DI SLB NEGRI 02 JAKARTA

dampak negatif IPTEK bagi Budaya