I Instalasi
di Blok Penyajian I Museum Perangko Indonesia TMII yang berisikan Sejarah
Perangko terletak disebelah kanan pintu masuk ke dalam gedung yang mana
penyajian 1 tersebut terdapat patung yang sedang memegang
daun lontar kering dan menulis sebuah pesan diatas daun lontar tersebut yang
digunakan untuk bagaimana pengiriman kabar dilakukan pada jaman dahulu yang
menggunakan daun lontar. Daun lontar dimasak lebih dahulu sebelum digunakan,
dan untuk menulis digunakan pengutik. Contoh pohon lontar dan pengutik
diperlihatkan di bagian ini.Kemudian, di sebelahnya terdapat Peta Indonesia
dengan sejumlah miniatur wahana komunikasi tradisional jaman dahulu, seperti
perahu layar Pacalang dengan deretan dayung di kiri kanan badan kapal, pedati
pos, kuda pos, kereta pos, dan paling kanan adalah miniatur kapal perang VOC.
Yang mana di depan peta tersebut terdapat jugaContoh stempel pos pada jaman
VOC, jaman Daendels, jaman Raffles yang menggunakan bahasa Inggris, dan stempel
pos di jaman Hindia Belanda. Ada yang bercap “Tagal” (Tegal), Samarang
(Semarang), Sourabaya (Surabaya), dan Batavia (Jakarta), masing-masing ada tiga
baris contoh stempel. Dan gambar yang diatas peta Paling kiri adalah Sir
Rowland Hill (lahir 1795), Bapak Perangko Dunia yang mencetuskan gagasan
tentang pemakaian perangko sebagai tanda
pelunasan biaya pengiriman surat. Di sebelahnya adalah replika Penny Black,
perangko pertama di dunia yang terbitkan 1840. Di sebelahnya lagi foto lawas
Kantor Pos Batavia yang merupakan kantor pos pertama di Hindia Belanda yang
didirikan G.W Baron van Imhoff pada 26 Agustus 1746. Dan yang terakhir
disebelahnya peta paling pojok terdapat salah satu pegawai kantor pos yang
sedang memegan sepucuk surat pos yang akan diberikan kepada seseorang
2.
Prangko yang terkait dengan peralatan pos
Dibagian prangko ini terdapat
peralatan yang terkait dengan kantor pos diantaranya : tepat didepan terdapat
sebuah bentuk lemari buku yang tersusun rapi yang berisi buku-buku yang
berkaitan dengan pos dan peralatan lainnya dan di depan lemari tersebut
terdapat sebuah tempat penyimpanan dalam bentuk lemari kaca yang berisikan
peralatan terkait cap tanggal pos, dengan berbagai bentuk seperti cap tanggal,
cap tanggal roda, cap dirian pos, tang perfra, timah plombir dan tang plombi
seperti cap tanggal, cap tanggal roda, cap dirian pos, tang perforasi, timah
plombir, dan tang plombir. Dan di samping lemari kaca tersebut terdapat pula
timbangan surat, buku, dan memorabiliar.
Museum Perangko Indonesia menjadi
sebuah tempat bernostalgia bagi para generasi yang mana dimasa remajanya belum
mengenal sms, email, dan mediasosial. Perangko tidak boleh mati atau musnah
prangko harus tetap ada karena bisa menjadi prasasti yang bercerita kepada
publik yang berpuluh generasi kemudian, tentang banyak hal yang tidak bisa
dilakukan oleh email, sms, dan komunikasi modern sejenisnya.
Komentar
Posting Komentar