ELEMEN SISTEM DAN KARAKTERISTIK SISTEM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Zaman sekarang, kebutuhan manusia dalam akses data semakin menaningkat, ini disebabkan adanya pola pergeseran hidup manusia ke arah yang lebih berkembang. Dengan pemanfaatan komputer hal ini dapat terfasilitasi dengan cepat.  Perkembangan zaman sejalan dengan perkembangan dalam dunia IT yang mempengaruhi kebudayaan sehingga pengajaran dalam dunia pendidikan juga dipengaruhi. Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pada saat ini telah menggeser definisi konseling yang telah ada
Perkembangan global yang semakin cepat membuat individu semakin sulit untuk bisa mengadakan pertemuan dengan konselor secara langsung. Waktu mereka seringkali dihabiskan hanya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan padanya. Kesulitan individu untuk meninggalkan pekerjaannya maka mengarahkan individu untuk mempermudah menyelesaikan masalah mereka dengan mempergunakan perangkat elektronik.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan elemen sistem?
2.      Apa saja elemen yang membentuk sistem?
3.      Bagaimana karakteristik sistem ?
4.      Contoh model sistem informasi psikologi?



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian elemen sistem
Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian  yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam satu lingkungan kompleks. dari devinisi tersebut menunjukkan bahwa sistem sebagai gugus dari elemen-elemen yang saling berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan (Marimin dkk, 2006)
Menurut Anggreini dan Irviani (2017)  elemen sistem adalah bagian terkecil sistem yang dapat diidemtivikasikan. Jika sebuah sistem cukup besar yang terdiri dari subsitem-subsitem, maka elemen sistem terdapat pada tingkatan yang paling rendah yang dapat dikategorikan sebagai individu. Lingkungan sistem adalah kumpulan obyek dimana penaruhnya akan mempengaruhi sistem dalam batas-batas tertentu (Widiastuti, 2014).
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, mekanisme
kontrol, input, proses, dan output. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen
yang membentuk sebuah sistem :
1. Tujuan
Sistem harus mengarah ke satu atau beberapa tujuan. Apakah suatu sistem dapat
memberikan ukuran waktu, daya listrik, atau informasi, sistem tersebut tetap
harus mengarah ke suatu tujuan. Jika sebuah sistem tidak lagi mengarah
kesebuah tujuan, maka sistem itu harus diganti (Hall, 2007).
2. Mekanisme kontrol
Mekanisme pengendalian atau mekanisme kontrol dan umpan balik. Mekanisme
pengendalian diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang
mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik
masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan
sesuai dengan tujuan (Widiastuti, 2014).
3. Input
Menurut Azhar Susanto (dalam Djahir & Dewi, 2014) input merupakan segala
sesuatu yang masuk kedalam satu sistem. Input dapat berupa energy, manusia,
data, modal, dan bahan baku, layanan dan lainnya. Input merupakan pemicu
bagi sistem untuk melakukan proses yang diperlukan.

4. Pengolahan
Menurut Azhar Susanto (dalam Djahir & Dewi, 2014) proses merupakan
perubahan dari input menjadi output. Proses bisa dilakukan oleh mesin atau
orang, ataupun computer. Kombinasi input serta urutan yang berbeda untuk
menghasilkan output yang bermacam-macam menjadikan proses itu sangat
kompleks. Proses mungkin berupa perakitan yang menghasilkan satu macam
output dari berbagai macam input yang disusun berdasarkan aturan tertentu.
5. Output
Menurut Azhar Susanto (dalam Djahir & Dewi, 2014) output merupakan hasil
dari suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem. Pada sistem,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

2.      Karakteristik sitem
Menurut Anggreini dan Irviani (2017)  Sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifat tertentu, Antara lain :
a.       Komponen sistem adalah suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem.
b.      Batasan sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi suatu sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya .
c.       Subsistem ialah bagian-bagian dari sistem yang beraktifitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing.
d.      Lingkungan luar sistem (Envirorment) ; suatu sistem yang ada diluar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem.
e.       Penghubung sistem (Interface) ; media penghubung antara suatu subsistem dengan sub sistem yang lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari suatu sub sistem ke sub sistem lainnya.
f.       Masukan sistem (Input) ; energi yang masuk ke dalam sistem berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukkan supaya energy tersebut dapat berinteraksi
g.      Keluaran sistem (Output) ; hasil energi yang diolah dan diklasifikasikkan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
h.      Pengolahan sistem (Process) ; suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi keluaran.
i.        Sasaran sistem (Object) adalah tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.

3.      Model sistem informasi psikologi secara manual
Perkembangan zaman sejalan dengan perkembangan dalam dunia IT yang mempengaruhi kebudayaan sehingga pengajaran dalam dunia pendidikan juga dipengaruhi. Perkembangan teknologi informasi yang berkembang pada saat ini telah menggeser definisi konseling yang telah ada. Konseling yang seringkali dinyatakan sebagai proses tatap muka yang mempunyai tujuan untuk membantu terbentuknya sebuah hubungan yang baik melalui proses psikologis dengan memberi pertimbangan-pertimbangan dalam psikoterapi kemungkinan akan berubah. Proses konseling saat ini telah banyak dilakukan dengan mempergunakan piranti elektronik.
Perkembangan global yang semakin cepat membuat individu semakin sulit untuk bisa mengadakan pertemuan dengan konselor secara langsung. Waktu mereka seringkali dihabiskan hanya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan padanya. Kesulitan individu untuk meninggalkan pekerjaannya maka mengarahkan individu untuk mempermudah menyelesaikan masalah mereka dengan mempergunakan perangkat elektronik.
Dalam hal ini penulis menggunakkan e-conseling sebagai salah satu contoh model sistem informasi psikologi, diikarenakan berbagai alasan untuk menunjang keefisienan waktu antara konselor dan konseli sehingga dibutuhkan tehknologi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dinamakan e-konseling, dimana dalam pelaksanaanya e konseling ini tidak dibatasi waktu dan tempat karena konselor dan konseli tidak harus bertemu tatap muka secara langsung.
a.       Tujuan
E-Konseling ini bertujuan sebagai  proses bantuan yang dilakukan seorang konselor kepada konseli melalui internet yang secara umum merujuk pada profesi yang berkaitan dengan layanan kesehatan mental melalui teknologi komunikasi internet yang mana untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami konseli serta konseli  dapat  menyesuaikan  dirinya secara  lebih  efektif  terhadap  dirinya  sendiri dan  lingkungan
b.      Input  
Sebelum memulai proses konseling, sebaiknya dilakukan persiapan yang memadai guna melancarkan proses konseling. Adapun persiapan yang harus dilakukan terdiri dari persiapan konselor sendiri dan media elektronik. Persiapan konselor meliputi keterampilan, latar belakangan pendidikan, pengetahuan akan isu yang akan ditangani, etika dan kaidah hukum, serta manajemen konseling. Persiapan media elektronik berupa penyediaan telepon, PC, dan koneksi internet yang memadai.
c.       Proses
Tahapan proses konseling tidak jauh berbeda dengan konseling face to face pada umumnya yaitu terdiri dari tahap pengantar, penjagaan, penafsiran, pembinaan, dan penilaian (Prayitno dalam Ifdil, 2011:5). Namun pada pelaksanaannya e konseling tebilang lebih fleksibel dibandingkan konseling face to face pada umumnya karena tidak dibatasi ruang dan waktu.
d.      Output
Tahap terakhir yang merupakan kelanjutan dari tahap penilaian pada proses konseling. Pada tahap ini akan ditentukan langkah lebih lanjut dalam penanganan konseli, dengan beberapa pilihan yaitu: (1) konseling dinyatakan sukses yang ditandai konseli mengalami effective daily living (EDL) atau konseli telah kembali dalam kehidupannya yang normal, (2) konseling dilanjutkan dengan konseling face to face (tatap muka), (3) konseling akan dilanjutkan dengan sesi e konseling lanjutan, dan pilihan terakhir (4) konseli direferal atau dialihkan ke konselor lain.


Daftar pustaka

Anggraeni, E. Y., & Irviani, R. (2017). Pengantar sistem informasi. Yogyakarta : Cv. Andi Offset

Marimin., Tanjung, H., & Prabowo, H. (2006). Sistem informasi manajemen sumber daya manusia. Bogor : Grasindo

Widiastuti, R. (2014). Komponen elemen-elemen sistem. Halaman 1:
http://raniwidiastuti.blogspot.co.id/2014/11/komponen-elemen-elemen-sistem.html
diakses 9 November 2018

Komentar

  1. PROMO SPESIAL LEBARAN EDENPOKER MEMBERIKAN BONUS NEWMEMBER 10.000 DENGAN MINIMAL DEPOSIT 15.000
    DAN UNTUK PERSENTASE WD SANGAT BESAR
    YUK LANGSUNG SAJA KUNJUNGI CUSTUMER SERVICE KAMI
    DAN SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA BERSAMA KAMI DI WWW . EDENPOKER . XYZ
    www(.)edenpoker(.)xyz
    GUDANG PROMO IDN POKER
    Agen Bandar Poker Terpercaya
    Bandar Poker IDN
    Poker IDN Terbaik
    Agen Judi Uang Asli
    Agen Judi Terbaik Di Indonesia
    Agen Judi Deposit Murah
    Info Poker IDN Terbaik

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOTEKNLOGI GOLDEN RICE

OBESRVASI DAN WAWANCARA DI SLB NEGRI 02 JAKARTA

dampak negatif IPTEK bagi Budaya